Bertepatan di Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2013, situs Layanan PADAMU NEGERI BPSDMPK-PMP
resmi dirilis dengan semangat membangkitkan Pelayanan Publik Prima,
bukan sekedar Pelayanan Birokrasi, kepada Dunia Pendidikan Indonesia.
Kami himbau kepada semua pemilik NUPTK untuk mencari data masing-masing
di situs ini dan mempersiapkan diri dalam proses VerVal Ulang NUPTK
mulai 3 Juni 2013 sesuai jenis Formulir VerVal Ulang ke Admin Dinas
Kab/Kota atau Admin Sekolah Induk masing-masing.
Bagi Admin Dinas dan Sekolah-Sekolah dapat mulai mengaktifkan akun login
masing-masing. Surat Login PADAMU NEGERI Admin Dinas dapat diambil di
LPMP setempat. Dan Surat Aktifasi Akun Login PADAMU NEGERI setiap
sekolah dapat diambil dari Admin Dinas masing-masing.
Mohon bantuan dan pengertian
bagi seluruh pihak untuk saling mendukung dan bersinergi membantu
proses distribusi dan aktifasi akun login masing-masing.
Hari Kebangkitan Nasional yang bertepatan dengan 20 Mei
hari ini, marilah segenap Blogger mania bersama mencoba untuk
mengolahragakan otak guna mencari file yang sudah di save dalam long
memory pribadi masing-masing. Tentunya hal itu masih bertalian dengan
perjalanan sejarah yang diawali dengan lahirnya gerakan nasionalis
pertama yaitu Boedi Oetomo (1908) dan Sumpah Pemuda (1928).
Dimulai dengan lahirnya gerakan nasionalis pertama Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, seabad plus setahun yang lalu. Pergerakan nasional ini diprakarsai oleh Dokter Soetomo di Jakarta. Dengan dorongan dilahirkannya Boedi Oetomo ini, kemudian lahirlah Sarekat Islam, di tahun 1912, di bawah pimpinan Haji O.S. Tjokroaminoto bersama Haji Agus Salim dan Abdul Muis.Namun, terlepas dari hal tersebut diatas, kita tidak bisa pungkiri bahwa realita saat ini tidaklah demikian. Kita pribadi terkadang merasakan aroma ketidak pedulian masyarakat terhadap ruang sejarah publik yang seharusnya dapat dikeruk manfaatnya. Betapa tidak, coba saja tenggok tanggal 2 Mei kemarin yang bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional. Momentum ini hanya diperingati secara seremonial saja tanpa ada implementasi kritis yang terus berkesinambungan. Akibatnya nasib pendidikan di negeri kita yang tercinta ini masih memprihatinkan.
Dalam tahun 1912 itu lahir pula satu gerakan politik yang amat penting, yaitu Indische Partij yang dimpimpin oleh Douwes Dekker (Dr. Setiabudhi), R.M. Suwardi Suryaningrat dan Dr. Tjipto Mangunkusumo. Tahun 1913, partai ini dilarang oleh pemerintah kolonial Belanda dan pemimpin-pemimpinnya ditangkapi dan kemudian dibuang dalam pengasingan.
Kebangkitan
bukanlah sekedar melek dari ngantuk, atau berdiri tegak dari duduk,
melainkan motivasi apa gerangan yang menggelitik sehingga insan melek
dari kantuknya sehingga ia tegak berdiri dari santainya yang
berleha-leha.
Sulit dipungkiri ! Andailah dipikir panjang teriring jiwa tenang, manusia kini ternyata tengah dilanda kegelisahan yang amat parah, kegelisahan yang tidak Cuma disebabkan oleh satu hal, namun disebabkan oleh berbagai hal yang pada saat ini tengah mementaskan peranannya yang merisaukan.
Risau
adalah pangkalnya segenap jikalau, dan andai jikalaunya terlampau
membludak, maka hidup ini akan kehilangan arah, kehilangan makna, yang
termasuk amal kreatifitasnya. Dan andai hidup terputus dari gerak
kreatifitasnya, maka bersemaraklah mimpi-mimpi yang penuh dengan
‘berandai-andai’.